1.
Pengertian Tentang Database
PENGERTIAN DATABASE
Beberapa definisi
tentang Database :
1. Menurut Gordon C. Everest :
Database adalah koleksi atau kumpulan data yang mekanis, terbagi/shared, terdefinisi secara formal dan dikontrol terpusat pada organisasi.
2. Menurut C.J. Date :
Database adalah koleksi “data operasional” yang tersimpan dan dipakai oleh sistem aplikasi dari suatu organisasi.
- Data input adalah data yang masuk dari luar sistem
- Data output adalah data yang dihasilkan sistem
- Data operasional adalah data yang tersimpan pada sistem
3. Menurut Toni Fabbri :
Database adalah sebuah sistem file-file yang terintegrasi yang mempunyai minimal primary key untuk pengulangan data.
4. Menurut S. Attre :
Database adalah koleksi data-data yang saling berhubungan mengenai suatu organisasi / enterprise dengan macam-macam pemakaiannya.
1. Menurut Gordon C. Everest :
Database adalah koleksi atau kumpulan data yang mekanis, terbagi/shared, terdefinisi secara formal dan dikontrol terpusat pada organisasi.
2. Menurut C.J. Date :
Database adalah koleksi “data operasional” yang tersimpan dan dipakai oleh sistem aplikasi dari suatu organisasi.
- Data input adalah data yang masuk dari luar sistem
- Data output adalah data yang dihasilkan sistem
- Data operasional adalah data yang tersimpan pada sistem
3. Menurut Toni Fabbri :
Database adalah sebuah sistem file-file yang terintegrasi yang mempunyai minimal primary key untuk pengulangan data.
4. Menurut S. Attre :
Database adalah koleksi data-data yang saling berhubungan mengenai suatu organisasi / enterprise dengan macam-macam pemakaiannya.
Jadi SISTEM DATABASE
adalah sistem penyimpanan data memakai komputer.
Sifat-sifat database :
• Internal : Kesatuan (integritas) dari file-file yang terlibat.
• Terbagi/share : Elemen-elemen database dapat dibagikan pada para user baik secara sendiri-sendiri maupun secara serentak dan pada waktu yang sama (Concurrent sharing).
• Internal : Kesatuan (integritas) dari file-file yang terlibat.
• Terbagi/share : Elemen-elemen database dapat dibagikan pada para user baik secara sendiri-sendiri maupun secara serentak dan pada waktu yang sama (Concurrent sharing).
Perancangan
Database
Pada database yang digunakan oleh single
user atau hanya beberapa user saja,
perancangan database tidak sulit. Tetapi
jika ukuran database yang sedang atau besar
(25 - ratusan user yang berisikan jutaan
bytes informasi dan melibatkan ratusan query
dan program-program aplikasi, contoh :
industri-industri, asuransi, hotel, travel, dll yang seluruhnya tergantung pada
kesuksesan dari operasi-operasi databasenya),
perancangan database menjadi sangat
kompleks. Oleh karena itu para pemakai
mengharapkan penggunaan database yang
sedemikian rupa sehingga sistem harus
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
seluruh user tsb.
Tujuan perancangan database :
• untuk memenuhi informasi yang
berisikan kebutuhan-kebutuhan user secara
khusus dan aplikasi-aplikasinya.
• memudahkan pengertian struktur
informasi
• mendukung kebutuhan-kebutuhan
pemrosesan dan beberapa obyek penampilan
(response time, processing time, dan
storage space)
Aplikasi database dalam lifecycle
Siklus kehidupan sistem informasi sering
disebut macro life cycle, dimana siklus
kehidupan basis data merupakan micro
life cycle.
Aktifitas-aktifitas yang berhubungan
dengan database sebagai micro life cycle dan
termasuk fase-fasenya sbb :
1. Database planning
Di aktifitas ini akan disusun bagaimana
langkah-langkah siklus hidup dapat
direalisasikan secara lebih efisien dan
efektif.
2. System definition
Definisi ruang lingkup database (misal :
para pemakai, aplikasi-aplikasinya, dsb.)
3. Design
Pada bagian dari fase ini, perancangan
sistem database secara konseptual, logikal
dan fisik dilaksanakan
4. Implementation
Pemrosesan dari penulisan definisi
database secara konseptual, eksternal, dan
internal, pembuatan file-file database
yang kosong, dan implementasi aplikasiaplikasi
software.
5. Loading atau Data Conversion
Database ditempatkan baik secara
memanggil data secara langsung ataupun
merubah file-file yang ada ke dalam
format sistem database dan memangggilnya
kembali.
6. Application Conversion
Beberapa aplikasi software dari suatu
sistem sebelumnya dikonversikan ke suatu
sistem yang baru.
7. Testing dan Validation
Sistem yang baru ditest dan diuji
kebenarannya.
8. Operation
Operasi-operasi pada sistem database dan
aplikasi-aplikasinya.
9. Monitoring dan Maintenance
Selama fase operasi, sistem secara
konstan memonitor dan memelihara database.
Pertambahan dan pengembangan data dan
aplikasi-aplikasi software dapat terjadi.
Modifikasi dan pengaturan kembali
database mungkin diperlukan dari waktu ke
waktu.
Langkah ke-3 disebut juga perancangan
database. Langkah 3,4, dan 5 merupakan
bagian dari fase design dan
implementation pada siklus kehidupan sistem informasi
yang besar. Pada umumnya database pada
organisasi menjalani seluruh aktifitasaktifitas
siklus kehidupan di atas. Langkah 5 dan
6 tidak berlaku jika database dan
aplikasi-aplikasinya baru.
Proses
Perancangan Database
6 Fase proses perancangan database :
1. Pengumpulan data dan analisis
2. Perancangan database secara
konseptual
3. Pemilihan DBMS
4. Perancangan database secara logika
(data model mapping)
5. Perancangan database secara fisik
6. Implementasi Sistem database.
Gambar fase-fase perancangan database
untuk database yang besar :
Phase 1 : requirements Data requirements
Processing requirements
collection and analysis
Phase 2 : Conceptual Conceptual &
external Transaction design
design Schema design (DBMS-independent)
(DBMS-independent)
Phase 3 : Choice of DBMS
Phase 4: Data model Conceptual &
external frequencies,
Mapping (logical design) schema design
performance
(DBMS-dependent) constraints
Phase 5 : Physical design Internal
schema design
(DBMS-dependent)
Phase 6: Implementation DDL-statements
Transaction
SDL-statements implementation
Keterangan :
Secara khusus proses perancangan
berisikan 2 aktifitas paralel. Aktifitas yang pertama
melibatkan perancangan dari isi data dan
struktur database, sedangkan aktifitas kedua
mengenai perancangan pemrosesan database
dan aplikasi-aplikasi perangkat lunak.
Dua aktifitas ini saling menjalin,
misalnya : kita dapat mengidentifikasikan data item yang akan disimpan dalam
database dengan menganalisa aplikasi-aplikasi database. Dua aktifitas ini juga
saling mempengaruhi satu sama lain.
Contohnya :fase perancangan database
secara fisik, pada saat kita memilih struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses
dari file-file database yang tergantung pada aplikasi-aplikasi yang akan menggunakan
file-file tsb. Di lain pihak, kita biasanya menentukan perancangan
aplikasi-aplikasi database dengan mengarah kepada konstruksi skema database
yang telah ditentukan selama aktifitas yang pertama. 6 fase di atas tidak harus
diproses berurutan. Pada beberapa hal, rancangan tsb dapat dimodifikasi dari
yang pertama dan sementara itu mengerjakan fase yang terakhir (feedback loop
antara fase) dan feedback loop dalam fase sering terjadi selama prosesperancangan.
Fase 1 merupakan kumpulan informasi yang berhubungan dengan penggunaan database.
Fase 6 merupakan implementasi databasenya. Fase 1 dan 6 kadang-kadang bukan
merupakan bagian dari perancangan database, tetapi merupakan bagian dari siklus
kehidupan sistem informasi secara umum. Inti dari proses perancangan database adalah
fase 2,4,5
Fase
1 : Pengumpulan data dan analisa
Proses identifikasi dan analisa
kebutuhan-kebutuhan data disebut pengumpulan data
dan analisa. Untuk menentukan
kebutuhan-kebutuhan suatu sistem database, pertamatama
harus mengenal bagian-bagian lain dari
sistem informasi yang akan berinteraksi
dengan sistem database, termasuk para
pemakai yang ada dan para pemakai yang baru serta aplikasi-aplikasinya.
Kebutuhan-kebutuhan dari para pemakai dan aplikasiaplikasi
inilah yang kemudian dikumpulkan dan
dianalisa.
Aktifitas-aktifitas pengumpulan data dan
analisa :
1. Menentukan kelompok pemakai dan
bidang-bidang aplikasinya
Mennentukan aplikasi utama dan kelompok
user yang akan menggunakan database.
Individu utama pada tiap-tiap kelompok
pemakai dan bidang aplikasi yang telah
dipilih merupakan peserta utama pada
langkah-langkah berikutnya dari
pengumpulan dan spesifikasi data.
2. Peninjauan dokumentasi yang ada
Dokumen yang ada yang berhubungan dengan
aplikasi-aplikasi dipelajari dan
dianalisa. Dokumen-dokumen lainnya
(seperti : kebijaksanaan-kebijaksanaan, form,
report, dan bagan organisasi) diuji dan
ditinjau kembali untuk menguji apakah
dokumen-dokumen tsb berpengaruh terhadap
kumpulan data dan proses spesifikasi.
3. Analisa lingkungan operasi dan
pemrosesan data
Informasi yang sekarang dan yang akan
datang dipelajari. Termasuk juga analisa
jenis-jenis transaksi dan
frekuensi-frekuensi transaksinya dan juga arus informasi
dalam sistem. Input-output data untuk
transaksi-transaksi tsb diperinci.
4. Daftar pertanyaan dan wawancara
Tuliskan tanggapan -tanggapan dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah dikumpulkan
dari para pemakai database yang berpotensi.
Ketua kelompok (individu utama) dapat
diwawancarai sehingga input yang banyak
dapat diterima dari mereka dengan
memperhatikan informasi yang berharga
dan mengadakan prioritas.
Fase
2 : Perancangan database secara konseptual
Tujuan dari fase ini adalah menghasilkan
conceptual schema untuk database yang
tergantung pada sebuah DBMS yang
spesifik. Sering menggunakan sebuah high-level
data model seperti ER/EER model selama
fase ini. Dalam conceptual schema, kita
harus memerinci aplikasi-aplikasi
database yang diketahui dan transaksi-transaksi yang
mungkin.
Fase perancangan database secara
konseptual mempunyai 2 aktifitas paralel :
1. Perancangan skema konseptual :
menguji kebutuhan-kebutuhan data dari
suatu database yang merupakan hasil dari
fase 1, dan menghasilkan sebuah
conceptual database schema pada DBMSindependent
model data tingkat tinggi seperti EER
(enhanced entity relationship)
model.
Skema ini dapat dihasilkan dengan
menggabungkan bermacam-macam kebutuhan
user dan secara langsung membuat skema
database atau dengan merancang
skema-skema yang terpisah dari kebutuhan
tiap-tiap user dan kemudian
menggabungkan skema-skema tsb.
Model data yang digunakan pada perancanganskema
konseptual adalah DBMS-independent, dan langkah selanjutnya adalah memilih
sebuah DBMS untuk melaksanakan rancangan tsb.
2. Perancangan transaksi :
menguji aplikasi-aplikasi database
dimana kebutuhan-kebutuhannya telah dianalisa
pada fase 1, dan menghasilkan perincian
transaksi-transaksi ini.
Kegunaan fase ini yang diproses secara
paralel bersama fase perancangan skema
konseptual adalah untuk merancang
karakteristik dari transaksi-transaksi database
yang telah diketahui pada suatu
DBMS-independent. Transaksi-transaksi ini akan
digunakan untuk memproses dan memanipulasi
database suatu saat dimana
database tsb dilaksanakan.
Fase
3 : Pemilihan DBMS
Pemilihan database di tentukan oleh
beberapa faktor, diantaranya : faktor teknik,
ekonomi, dan politik organisasi.
Contoh faktor teknik :
keberadaan DBMS dalam menjalankan
tugasnya seperti jenis-jenis DBMS (relational,
network, hierarchical, dll), struktur
penyimpanan, dan jalur akses yang mendukung
DBMS, pemakai, dll.
Faktor-faktor ekonomi dan organisasi
yang mempengaruhi satu sama lain dalam
pemilihan DBMS :
1. Struktur data
Jika data yang disimpan dalam database
mengikuti struktur hirarki, maka suatu jenis
hirarki dari DBMS harus dipikirkan.
2. Personal yang telah terbiasa dengan
suatu sistem
Jika staf programmer dalam suatu
organisasi sudah terbiasa dengan suatu DBMS,
maka hal ini dapat mengurangi biaya
latihan dan waktu belajar.
3. Tersedianya layanan penjual
Keberadaan fasilitas pelayanan penjual
sangat dibutuhkan untuk membantu
memecahkan beberapa masalah sistem.
Fase
4 : Perancangan database secara logika (pemetaan model data)
Fase selanjutnya dari perancangan
database adalah membuat sebuah skema
konseptual dan skema eksternal pada
model data dari DBMS yang terpilih. Fase ini
dilakukan oleh pemetaan skema konseptual
dan skema eksternal yang dihasilkan pada
fase 2. Pada fase ini, skema konseptual
ditransformasikan dari model data tingkat tinggi
yang digunakan pada fase 2 ke dalam
model data dari DBMS yang dipilih pada fase 3.
Pemetaannya dapat diproses dalam 2
tingkat :
1. Pemetaan system-independent :
pemetaan ke dalam model data DBMS dengan
tidak mempertimbangkan
karakteristik atau hal-hal yang khusus
yang berlaku pada implementasi DBMS dari
model data tsb.
2. Penyesuaian skema ke DBMS yang
spesifik :
mengatur skema yang dihasilkan pada
langkah 1 untuk disesuaikan pada
implementasi yang khusus di masa yang
akan datang dari suatu model data yang
digunakan pada DBMS yang dipilih.
Hasil dari fase ni memakai
perintah-perintah DDL dalam bahasa DBMS yang dipilih
yang menentukan tingkat skema konseptual
dan eksternal dari sistem database. Tetapi
dalam beberapa hal, perintah-perintah
DDL memasukkan parameter-parameter
rancangan fisik sehingga DDL yang
lengkap harus menunggu sampai fase perancangan
database secara fisik telah lengkap.
Fase ini dapat dimulai setelah pemilihan
sebuah implementasi model data sambil
menunggu DBMS yang spesifik yang akan
dipilih. Contoh: jika memutuskan untuk
menggunakan beberapa relational DBMS
tetapi belum memutuskan suatu relasi yang
utama. Rancangan dari skema eksternal
untuk aplikasi-aplikasi yang spesifik seringkali
sudah selesai selama proses ini.
Fase
5 : Perancangan database secara fisik
Perancangan database secara fisik
merupakan proses pemilihan struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses
pada file-file database untuk mencapai penampilan yang terbaik pada
bermacam-macam aplikasi. Selama fase ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi
untuk database yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur
penyimpanan fisik, penempatan record dan jalur akses. Berhubungan dengan
internal schema (pada istilah 3 level arsitektur DBMS).
Beberapa
petunjuk dalam pemilihan perancangan database secara fisik :
1. Response time :
waktu yang telah berlalu dari suatu
transaksi database yang diajukan untuk menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh
utama pada response time adalah di bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu akses
database untuk data item yang ditunjuk oleh suatu transaksi. Response time juga
dipengaruhi oleh beberapa factor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS,
seperti penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.
2. Space utility :
jumlah ruang penyimpanan yang digunakan
oleh file-file database dan strukturstruktur
jalur akses.
3. Transaction throughput :
rata-rata jumlah transaksi yang dapat
diproses per menit oleh sistem database, dan
merupakan parameter kritis dari sistem
transaksi (misal : digunakan pada
pemesanan tempat di pesawat, bank, dll).
Hasil dari fase ini adalah penentual
awaldari struktur penyimpanan dan jalur akses untuk file-file database.
Fase
6 : Implementasi sistem database
Setelah perancangan secara logika dan
secara fisik lengkap, kita dapat melaksanakan
sistem database. Perintah-perintah dalam
DDL dan SDL(storage definition language)
dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan
digunakan untuk membuat skema database dan
file-file database (yang kosong).
Sekarang database tsb dimuat (disatukan) dengan
datanya. Jika data harus dirubah dari
sistem komputer sebelumnya, perubahan-perubahan yang
rutin mungkin diperlukan untuk format
ulang datanya yang kemudian dimasukkan ke
database yang baru. Transaksi-transaksi
database sekarang harus dilaksanakan oleh
para programmmer aplikasi. Spesifikasi
secara konseptual diuji dan dihubungkan dengan kode program dengan perintah-perintah
dari embedded DML yang telah ditulis dan diuji. Suatu saat transaksitransaksi tsb
telah siap dan data telah dimasukkan ke dalam database, maka fase
perancangan dan implementasi telah
selesai, dan kemudian fase operasional dari
sistem database dimulai.
Entitas adalah objek yang
mempunyai karakteristiik sama dan bisa dibedakan dari yang lain.
Field adalah lokasi penyimpanan
Record adalah kumpulan dari berbagai field yang saling berhubungan
Field adalah lokasi penyimpanan
Record adalah kumpulan dari berbagai field yang saling berhubungan
ERD (Entity Relationship Diagram) adalah gambaran mengenai berelasinya antar entitas.
4.Langkah-langkah
membangun ERD dan model data REA
A. ERD (Entity Relationship Diagram)
Tahap Pembuatan ERD
Tahap pertama pada desain sistem informasi menggunakan model ER
adalah menggambarkan kebutuhan informasi atau jenis informasi yang akan
disimpan dalam database. Teknik pemodelan data dapat digunakan untuk
menggambarkan setiap ontologi (yaitu gambaran dan klasifikasi dari istilah yang
digunakan dan hubungan anatar informasi) untuk wilayah tertentu.
Tahap berikutnya disebut desain logis, dimana data dipetakan
ke model data yang logis, seperti model relasional. Model data yang
loguis ini kemudian dipetakan menjadi model fisik , sehingga kadang-kadang,
Tahap kedua ini disebut sebagai “desain fisik”.
Secara umum metodologi
ERD sebagai berikut:
A.
REA (Resource
Event Agent)
Model REA adalah suatu alat pemodelan
konseptual yang khusus dirancang untuk melengkapi struktur dalam perancangan database
SIA. Dalam model REA ditentukan:
entity apa yang harus disertakan dalam
database SIA dan bagaimana susunan relationship antara entity dalam database
SIA.
* Bentuk dasar dari model REA ini
terdiri dari 3 entitas yaitu :
a.) Resources -> semua yang memiliki
nilai ekonomi dan merupakan objek yang dipertukarkan oleh organisasi dengan
mitra dagangnya
b.) Events -> Event ekonomi dalam
model REA dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
- Event ekonomi (mempunyai dampak
mengurangi atau menambah resources)
- Event pendukung (meliputi
pengendalian, perencanaan, maupun aktivitas manajemen lainnya yang berkaitan
dengan event ekonomi namun tidak mempengaruhi resources secara langsung)
c.) Agents serta sekumpulan notasi yang
menghubungkannya -> merupakan individu dalam maupun diluar organisasi yang
terlibat dalam event ekonomi.
- Setiap entity event juga dihubungkan
dengan dua entity agent. Internal agent adalah pegawai yang bertanggung jawab
pada resources yang terlibat dalam event. Sedangkan external agent adalah pihak
luar yang berhubungan dengan transaksi.
* Langkah-langkah untuk membuat model
REA ini adalah :
1. Identifikasi entitas event yang akan
dibuat modelnya.
2. Identifikasi resources yang berubah
karena eventnya
3. Identifikasi entitas agent yang
berpartisipasi dalam event
4. Menentukan hubungan dan kardinalitas
antar entitas.
* Langkah untuk melakukan integrasi ini
adalah:
1. Konsolidasi model individual
2. Mendefinisikan primary key, foreign
key dan atribut
3. Membuat database fisik dan user view
No comments:
Post a Comment